Masa Penderitaan Yesus




Mengapa Yesus turun dari sorga, masuk dunia g’lap penuh cela;
berdoa dan bergumul dalam taman, cawan pahit pun dit’rimaNya?
Mengapa Yesus menderita, didera, dan mahkota duri pun dipakaiNya?
Mengapa Yesus mati bagi saya?
KasihNya, ya kar’na kasihNya.

Mengapa Yesus mau pegang tanganku, bila ‘ku di jalan tersesat?
Mengapa Yesus b’ri ‘ku kekuatan, bila jiwaku mulai penat?
Mengapa Yesus mau menanggung dosaku, b’ri ‘ku damai serta sukacitaNya?
Mengapa Dia mau melindungiku?
KasihNya, ya kar’na kasihNya.



Sebuah lirik lagu yang dikutip dari Nyanyian Kidung Baru (NKB) Nomor 85 berjudul "Karna Kasih-Nya" mengajak kita untuk merenungkan kisah penderitaan Yesus untuk menebus dosa manusia. Karena kasih-Nya kepada manusia dan ketaatan-Nya kepada Bapa, Ia merelakan diri-Nya menerima siksaan akibat dosa manusia. "Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungNya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Tetapi Dia tertikam oleh pemberotakan kita. Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh." (Yes.53:4-5). 
Tuhan Yesus mati tergantung di atas kayu salib, sekujur tubuh-Nya penuh dengan luka-luka, dari luka-luka itu keluar darah, darah tercurah / tertumpah, Ia mati karena kehabisan darah. Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian? Mengapa tidak dengan cara yang lain? Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara yang mengerikan?  Alkitab berkata: “... tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibrani 9:22). Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian untuk mengampuni dosa saudara dan saya.

Setelah Tuhan Yesus di tangkap di taman Getsemani, Dia menempuh jalan penderitaan atau Via Dolorosa menuju penyalibanNya di kota Yerusalem. Via Dolorosa mengingatkan kita akan penderitaan Yesus demi menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Ini sekaligus peringatan bagi kita bahwa ada harga yang harus dibayar ketika mengiring Yesus. Dia berkata Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus… memikul salibNya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23).

Penderitaan Tuhan Yesus dari Taman Getsemani sampai ke Golgota.

1. Tuhan Yesus berdoa dan berserah kepada kehendak Bapa
Yesus berdoa di taman Getsemani

Setelah Tuhan Yesus mengadakan perjamuan malam bersama dengan murid-murid-Nya, Dia pergi ke taman Getsemani untuk berdoa. “Hati Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku” (Mat 26:38). Tuhan Yesus bukan saja Allah, namun Ia juga  manusia. Ia juga bisa merasa takut dan gentar. Malam itu, Ia menghadapi pergumulan hidup yang begitu hebat hingga peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Ia berdoa: Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Lukas 22:42)
Apabila kita menghadapi suatu masalah yang begitu berat, yang menekan kehidupan kita, janganlah melakukan apa-apa selain berdoa kepada Tuhan. Jangan mengeraskan hati, tetapi biarlah kita berkata: “Tuhan, kehendak-Mu lah yang terjadi.

2. Tuhan Yesus ditangkap

Yesus ditangkap
Tuhan Yesus ditangkap dan dibawa ke rumah imam besar Kayafas, orang-orang bertanya kepada-Nya tentang apa yang telah dilakukan-Nya, tetapi Ia diam saja. Akhirnya Yesus diludahi, ditinju, dan dipukuli. Dia tidak membalas semuanya itu, tetapi malahan berkata Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkanlah juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.” (Luk 6:27-35).

Tidak ada upah/jasa bagi seseorang yang mengasihi orang yang mengasihi Dia. Tetapi kalau kita mengasihi orang yang justru memusuhi kita, itu ada upahnya.

3. Yesus dibelenggu dan diserahkan kepada wali negeri Pilatus

Yesus di hadapan Pilatus
Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun pada Tuhan Yesus, tetapi dia harus tetap dihukum mati. Ada satu kebiasaan yang orang-orang lakukan di sana, yaitu setiap hari raya, mereka harus membebaskan seorang hukuman berdasarkan suara terbanyak waktu itu. Di sana ada seorang penjahat yang luar biasa kejamnya bernama Barabas. Tetapi orang banyak lebih memilih Barabas untuk dibebaskan daripada Yesus, bahkan sebaliknya mereka berkata: “Salibkan Dia… salibkan Dia…” kepada Yesus.
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan dalam keadaan binggung, isterinya mengirim pesan kepadanya: “Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.” (Mat 27:19). Setelah membaca surat, Pilatus mencari jalan bagaimana cara membebaskan Tuhan Yesus, tetapi orang banyak berkata “Salibkan Dia… Salibkan Dia…” Akhirnya Pilatus tidak bisa berbuat apa-apa, dia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” (Mat 27:24). Dan seluruh rakyat itu menjawab: Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!Mat 27:25). 

4. Tuhan Yesus disesah/dicambuk

Yesus dicambuk
Tindakan pertama bagi seorang yang akan disalib adalah dia disesah. Alat yang digunakan sangat mengerikan, ujungnya dari cemeti, dari potongan-potongan tulang dan besi, begitu dihujam ke punggung, ke tangan, begitu ditarik, dagingnya akan tercabik keluar. Itu harus dilakukan sebanyak 39 kali dan banyak orang yang mengalami seperti ini, pada akhirnya mereka mati sebelum disalibkan.
Yesaya menggambarkan bagaimana keadaan Yesus pada waktu itu “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes 53:4-6).
Dia mau mengorbankan apa pun untuk saudara dan saya dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.

5. Tuhan Yesus diberikan jubah ungu dan mahkota duri

Yesus diberikan jubah ungu
Pada waktu mahkota duri ditaruh di atas kepala Yesus dan ditancapkan dengan buluh, hingga duri itu masuk ke kepala Yesus. Darah tercurah dari kepala-Nya. Tuhan Yesus diolok-olok, katanta: Salam, hai Raja orang Yahudi!” (Mat 27:29). Itulah penderitaan yang dialami Tuhan Yesus dan melalui penderitaan itu Dia telah menebus kita dari pikiran-pikiran dan rencana-rencana yang tidak baik.





6. Tuhan Yesus memikul salib

Yesus memikul salib
Tuhan Yesus jatuh bangun saat memikul salib, sehingga darah-Nya keluar begitu banyak sampai Dia tidak kuat lagi. Salib yang memiliki bobot sekitar 50 kg harus Ia pikul sampai ke Golgota. Gesekan kayu, perihnya luka cambuk dan mahkota duri yang tertancap di kepala-Nya semakin menambah penderitaan-Nya. Ia melakukan semuanya itu untuk kita. Kesakitan yang diderita-Nya Ia abaikan. Tuhan Yesus pernah berkata: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28). Datanglah kepada Tuhan Yesus. Dia telah menanggung semua ini supaya kita disegarkan.






7. Tangan dan kaki Tuhan Yesus dipaku

Yesus dipaku
Sesampainya di Bukit Golgota, Bukit Tengkorak, Yesus mulai disalibkan. Paku dihantam ke kaki dan tangan Yesus. Ukuran paku yang umum digunakan oleh masyarakat di masa Yesus panjangnya sekitar 13-20 cm dengan diameter sekitar 1 cm. Betapa sakitnya Yesus pada waktu itu. Tapi Tuhan Yesus rela mengalami itu semua untuk kita. Dia telah menanggung dosa tangan dan kaki kita yang selama ini melakukan hal yang tidak benar.



8. Tuhan Yesus disalib

Yesus disalib
Rasa sakit yang luar biasa akibat cairan yang mulai menekan jantung, membuat Tuhan Yesus berlumuran darah. Semua orang menghujat Tuhan Yesus bahkan salah satu dari penyamun yang ada di sebelah Tuhan Yesus juga ikut menghujat-Nya. Dalam keadaan seperti ini, seharusnya keinginan sebagai manusia pasti ingin dihibur, tapi justru yang Dia dapatkan adalah cemoohan, cercaan, dan hujatan. Mungkin saudara pernah mengalami keadaan seperti ini, ingatlah bahwa Tuhan Yesus telah menanggung itu semua dua ribu tahun yang lalu.





9. Tuhan Yesus ditinggal Bapa

Eli, Eli, Lama Sabakhtani
Dikatakan antara jam dua belas sampai tiga siang tiba-tiba keadaan di Golgota menjadi gelap. Tuhan Yesus gelisah, Dia merasakan bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Bapa. Dia berteriak Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat 27:46).
Tuhan Yesus telah menggantikan tempat orang-orang berdosa, dimana pada hakekatnya orang-orang berdosa itu terpisah dari Bapa.





10. Tuhan Yesus menyerahkan nyawanya

Yesus mati di kayu salib
Terengah-engah Tuhan Yesus, dan dengan suara nyaring Dia berseru dan menyerahkan nyawanya Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Mat 27:50). Dan Yesus berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Apa yang terjadi setelah itu? Dikatakan bahwa yang pertama: tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Yang kedua: bukit-bukit batu terbelah. Yang ketiga: kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Prajurit-prajurit yang menjaga, ketakutan melihat gempa bumi dan melihat segala yang terjadi lalu mereka berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.


Komentar

PALING BANYAK DI BACA

Renungan Kisah Para Rasul 9:36

Ayat Renungan Harian Bulan Nopember Tahun 2020